10+ Pendapat Ahli tentang Pengertian Organisasi: Fungsi dan Macam-macam

Organisasi adalah entitas yang mendasari banyak aspek kehidupan kita, mulai dari perusahaan multinasional hingga kelompok komunitas kecil. Pemahaman mendalam tentang organisasi, terutama dari perspektif para ahli, sangat penting untuk mengelola dan memimpin secara efektif. Artikel ini akan membahas secara komprehensif pengertian organisasi menurut berbagai tokoh terkemuka, memberikan wawasan berharga bagi siapa pun yang ingin memahami dan mengoptimalkan fungsi organisasi.

Apa Itu Organisasi?

Secara umum, organisasi dapat didefinisikan sebagai sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Namun, definisi ini hanyalah permulaan. Mari kita gali lebih dalam dengan menjelajahi berbagai perspektif ahli mengenai organisasi.

Pengertian Organisasi Menurut Para Ahli

1. Chester Barnard (Teori Penerimaan Otoritas):

Barnard menekankan pentingnya kerjasama dan penerimaan otoritas dalam organisasi. Menurutnya, organisasi ada karena individu-individu bersedia bekerja sama dan menerima arahan dari atasan. Ia juga memperkenalkan konsep “zona ketidakpedulian,” yaitu batas-batas di mana individu bersedia menerima perintah tanpa mempertanyakan otoritas.

2. Max Weber (Teori Birokrasi):

Weber adalah tokoh utama dalam pengembangan teori birokrasi. Ia mendefinisikan organisasi birokrasi sebagai sistem yang dicirikan oleh hierarki yang jelas, pembagian kerja yang terspesialisasi, aturan dan prosedur formal, impersonalitas, dan promosi berdasarkan kualifikasi. Weber percaya bahwa birokrasi adalah bentuk organisasi yang paling efisien dan rasional.

3. Henry Mintzberg (Struktur Organisasi):

Mintzberg mengidentifikasi lima konfigurasi dasar struktur organisasi: struktur sederhana, birokrasi mesin, birokrasi profesional, divisi, dan adhocracy. Masing-masing konfigurasi ini memiliki karakteristik unik dan cocok untuk situasi yang berbeda. Mintzberg juga menekankan pentingnya memahami peran manajer dalam organisasi.

4. Edgar Schein (Budaya Organisasi):

Schein adalah pelopor dalam studi budaya organisasi. Ia mendefinisikan budaya organisasi sebagai seperangkat asumsi, nilai, dan norma yang dianut bersama oleh anggota organisasi. Budaya organisasi dapat mempengaruhi perilaku, kinerja, dan kepuasan kerja karyawan. Schein juga memperkenalkan model tiga tingkat budaya organisasi: artefak, nilai yang dianut, dan asumsi dasar.

5. Peter Drucker (Manajemen Berdasarkan Tujuan/MBO):

Drucker adalah tokoh penting dalam manajemen modern. Ia memperkenalkan konsep MBO, di mana tujuan organisasi ditetapkan secara kolaboratif antara manajer dan karyawan. MBO menekankan pentingnya tujuan yang jelas, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu. Drucker juga menekankan pentingnya manajemen diri dan pengembangan diri bagi karyawan.

6. Tom Peters dan Robert Waterman (In Search of Excellence):

Peters dan Waterman, dalam buku mereka “In Search of Excellence,” mengidentifikasi delapan atribut organisasi yang unggul: bias untuk bertindak, dekat dengan pelanggan, otonomi dan kewirausahaan, produktivitas melalui orang, langsung terlibat, tetap berpegang pada bisnis inti, bentuk sederhana, staf ramping, dan nilai-nilai yang longgar. Buku ini menjadi sangat berpengaruh dan memicu minat yang besar terhadap studi organisasi.

7. W. Edwards Deming (Manajemen Kualitas Total/TQM):

Deming adalah tokoh utama dalam pengembangan TQM. Ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas secara terus-menerus, keterlibatan karyawan, fokus pada pelanggan, dan penggunaan data statistik untuk pengambilan keputusan. TQM telah diadopsi oleh banyak organisasi di seluruh dunia dan terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan.

8. Peter Senge (Organisasi Pembelajar):

Senge memperkenalkan konsep organisasi pembelajar, yaitu organisasi yang mampu belajar dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Organisasi pembelajar dicirikan oleh lima disiplin: penguasaan pribadi, model mental, visi bersama, pembelajaran tim, dan berpikir sistem. Senge percaya bahwa organisasi pembelajar adalah kunci untuk bertahan dan berkembang di era informasi.

9. Karl Weick (Teori Pengorganisasian):

Weick menekankan pentingnya proses pengorganisasian, yaitu cara individu dan kelompok berinteraksi dan menciptakan makna dalam organisasi. Weick juga memperkenalkan konsep “sensemaking,” yaitu proses individu dan kelompok memahami lingkungan mereka dan mengambil tindakan berdasarkan pemahaman tersebut.

10. Gareth Morgan (Images of Organization):

Morgan, dalam bukunya “Images of Organization,” menyajikan delapan metafora untuk memahami organisasi: mesin, organisme, otak, budaya, sistem politik, penjara psikis, fluks dan transformasi, dan instrumen dominasi. Metafora-metafora ini dapat membantu kita melihat organisasi dari berbagai perspektif dan memahami kompleksitasnya.

Macam-macam Organisasi

1. Organisasi Berdasarkan Tujuan

Organisasi dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan utama yang ingin dicapai. Beberapa jenis organisasi berdasarkan tujuan meliputi:

  • Organisasi Bisnis (Profit): Bertujuan untuk menghasilkan keuntungan finansial. Contohnya adalah perusahaan manufaktur, perusahaan jasa, dan perusahaan teknologi.
  • Organisasi Nirlaba (Nonprofit): Bertujuan untuk melayani kepentingan publik atau sosial. Contohnya adalah yayasan amal, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan organisasi keagamaan.
  • Organisasi Pemerintah: Bertujuan untuk menyediakan layanan publik dan mengatur masyarakat. Contohnya adalah kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian, dan pemerintah daerah.
  • Organisasi Pendidikan: Bertujuan untuk menyediakan pendidikan dan pelatihan. Contohnya adalah sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga pelatihan.
  • Organisasi Kesehatan: Bertujuan untuk menyediakan layanan kesehatan. Contohnya adalah rumah sakit, klinik, dan puskesmas.

2. Organisasi Berdasarkan Kepemilikan

Organisasi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan siapa yang memiliki dan mengendalikannya. Beberapa jenis organisasi berdasarkan kepemilikan meliputi:

  • Organisasi Milik Negara (BUMN): Dimiliki dan dikendalikan oleh pemerintah. Contohnya adalah PT Pertamina, PT PLN, dan PT Telkom.
  • Organisasi Swasta: Dimiliki dan dikendalikan oleh individu atau kelompok swasta. Contohnya adalah PT Astra International, PT Unilever Indonesia, dan PT Indofood Sukses Makmur.
  • Koperasi: Dimiliki dan dikendalikan oleh anggotanya secara demokratis. Contohnya adalah Koperasi Unit Desa (KUD) dan Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

3. Organisasi Berdasarkan Struktur

Struktur organisasi mengacu pada cara organisasi mengatur dan mengoordinasikan aktivitasnya. Beberapa jenis organisasi berdasarkan struktur meliputi:

  • Organisasi Fungsional: Mengelompokkan karyawan berdasarkan fungsi atau spesialisasi mereka. Contohnya adalah departemen pemasaran, departemen keuangan, dan departemen produksi.
  • Organisasi Divisi: Mengelompokkan karyawan berdasarkan produk, layanan, atau wilayah geografis. Contohnya adalah divisi mobil, divisi elektronik, dan divisi Asia Pasifik.
  • Organisasi Matriks: Menggabungkan struktur fungsional dan divisi. Karyawan memiliki dua atasan, satu dari departemen fungsional dan satu dari divisi.
  • Organisasi Jaringan: Terdiri dari unit-unit semi-otonom yang terhubung melalui jaringan komunikasi dan kolaborasi.

4. Organisasi Berdasarkan Ukuran

Ukuran organisasi dapat diukur berdasarkan jumlah karyawan, pendapatan, atau aset. Beberapa jenis organisasi berdasarkan ukuran meliputi:

  • Organisasi Kecil: Biasanya memiliki kurang dari 50 karyawan.
  • Organisasi Menengah: Biasanya memiliki antara 50 dan 250 karyawan.
  • Organisasi Besar: Biasanya memiliki lebih dari 250 karyawan.

5. Organisasi Berdasarkan Budaya

Budaya organisasi mengacu pada nilai, norma, dan keyakinan yang dianut bersama oleh anggota organisasi. Budaya organisasi dapat mempengaruhi perilaku, kinerja, dan kepuasan kerja karyawan. Beberapa jenis organisasi berdasarkan budaya meliputi:

  • Organisasi Inovatif: Menghargai kreativitas, eksperimen, dan pengambilan risiko.
  • Organisasi Birokratis: Menekankan aturan, prosedur, dan hierarki yang jelas.
  • Organisasi Kolaboratif: Mendorong kerjasama, komunikasi terbuka, dan berbagi pengetahuan.
  • Organisasi Kompetitif: Menekankan pencapaian individu, persaingan, dan penghargaan berdasarkan kinerja.

6. Organisasi Modern: Adaptasi di Era Digital

Di era digital yang terus berkembang, organisasi modern harus mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi, globalisasi, dan tuntutan pasar yang semakin kompleks. Beberapa jenis organisasi modern meliputi:

  • Organisasi Virtual: Tidak memiliki kantor fisik dan beroperasi secara online. Karyawan bekerja dari jarak jauh dan berkomunikasi melalui teknologi digital.
  • Organisasi Agile: Menerapkan pendekatan manajemen yang fleksibel dan responsif terhadap perubahan. Organisasi agile menekankan kolaborasi, eksperimen, dan pembelajaran terus-menerus.
  • Organisasi Berbasis Platform: Membangun platform digital untuk menghubungkan berbagai pihak, seperti pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis.
  • Organisasi Berkelanjutan: Mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam strategi dan operasinya. Organisasi berkelanjutan berupaya meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *